Tuesday, March 10, 2015

Hukum isbal

♻♻♻♻♻♻♻♻
س٢١٤ - ما عقوبة الإسبال إذا قصد به الخيلاء؟ وعقوبته إذا لم يقصد به الخيلاء؟ وكيف يجاب من احتج بحديث أبي بكر رضي الله عنه ؟

الجواب: إسبال الإزار إذا قصد به الخيلاء فعقوبته أن لا ينظر الله تعالى إليه يوم القيامة، ولا يكلِّمه، ولا يُزكِّيه، وله عذاب أليم.

وأما إذا لم يَقْصد به الخيلاء فعقوبةه أن يُعذَّبَ ما نزل من الكعبين بالنار؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((ثلاثةٌ لا يكلِّمهم الله يوم القيامة، ولا ينظر إليهم، ولايُزكِّيهم ولهم عذاب أليم: المُسبِل، والمَنَّان، والمنفِّق سلعته بالحلف الكاذب))(١)

و قال صلى الله عليه وسلم: ((مَن جَرَّ ثوبه خُيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة)) (٢). فهذا فيمَن جَرَّ ثوبه خيلاء.

وأما من لم يقصد الخُيَلاء ففي ((صحيح البخاري)) عن أبي هريرة رَضِيَ الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((ما أَسْفل من الكعبين من الإزار ففي النار))(٣). ولم يقيِّد ذلك الخيلاء، ولا يصح أن يقيِّد بها بناء على الحديث الذي قبله؛ لأن أبا سعيد الخدري رضي الله عنه قال:قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((أَزَرَة المؤمن إلى نصف الساق ولا حَرَجَ أو قال_: لاجُناح - عليه فيما بينه وبين الكعبين ، وما كان أسفل من ذلك فهو في النار ، ومَن جَرَّ إزاره بَطَرًا لم ينظر الله إليه يوم القيامة)). رواه مالك ،وأبو داود ، والنسائي ، وابن ماجه ، وابن حبان في صحيحه(١)، رحمهم الله ذكره في كتاب ((الترغيب والترهيب)) ، في الترغيب في القميص(٨٨/٣).

ولأن العَمَلين مختلفان ،والعقوبتين مختلفتان ، ومتى اختلف الحُكم والسَّبب امتنع حَمْل المُطلَق على المقيَّد ، لما يلزم على ذلك من التناقص.

وأما من احتج علينا بحديث أبي بكر رضي الله عنه فتقول له: ليس لك حجة فيه من وجهين:

الوجه الأول:

أن أبا بكر رضي الله عنه قال: ((إن أحد شِقَّيْ ثوبي يَسْترخِي إلاأَنْ أتعا هَد ذلك منه..))(٢)، فهو رضي الله عنه لم يُرْخِ ثوبه اختيارًا منه ، بل كان ذلك يَسْترخي ، ومع ذلك فهو يتعاهده ، والذين يُسبِلون ويزعمون أنهم لم يقصدوا الخيلاء يُرخون ثيابهم عن قَصد، فنقول لهم: إن قصدتم إنزال ثيابكم إلى أسفل من الكعبين بدون قصد الخُيَلاء عُذِّبتم على ما نزل فقط بالنار ، وإن جَرَرْتم ثيابكم خُيَلاء عذتم بما هو أعظم من ذلك، لايكلِّمكم الله يوم القيامة، ولا ينظر إليكم، ولا يزكِّيكم ، ولكم عذاب أليم.

الوجه الثاني:

أن أبا بكر رضي الله عنه زكَّاه النبي صلى الله عليه وسلم وشهد له أنه ليس ممن يصنع ذلك خُيَلاء ، فهل نال أحد من هؤلاءتلك التزكية والشهادة؟! فلكن الشيطان يفتح لبعض الناس اتباع المتشابه من نصوص الكتاب والسُّنَّة ليُبَرِّرَ لهم ما كانوا يعملون ، و الله يهدي من يشاء إلى صراط مستقيم ، نسأل الله لنا ولهم الهداية والعافية. حُرِّر في ١٣٩٩/٦/٢٩ه‍.

(١) أخرجه مسلم: كتاب الإيمان ، باب بيان غلظ تحريم إسبال الإزار، رقم (١.٦).

(٢) أخرجه البخاري: كتاب اللباس، باب من جر ثوبه من الخيلاء ، رقم (٣٦٦٥)؛ و مسلم: كتاب اللباس ، باب تحريم جر الثوب خيلاء ، رقم (٢٠٨٥).

(٣) أخرجه البخاري: كتاب اللباس ، باب ما أسفل الكعبين ففي النار ، رقم (٥٧٨٧).

(١) أخرجه الإمام أحمد ٥/٣؛ و ابو داود: كتاب اللباس ، باب في قدرموضع الإزار ، رقم (٤٠٩٣)؛ وابن ماجه: كتاب اللباس ، باب موضع الإزار أين هو رقم (٣٥٧٣)؛ والنساىٔي في ((الكبرى)): رقم (٩٦٣٤)؛ ومالك (٢١٧/٢).

(٢) تقدم تخريجه (ص: ٣٦٠).

❓Pertanyaan no. 214:
Apa hukum isbal (menurunkan pakaian dibawah mata kaki, seperti sarung, celana, dll) jika dimaksudkan karena sombong?
Dan bagaimana hukumnya jika tidak dimaksudkan untuk sombong? 
Dan bagaimana cara menjawab orang yang berdalil dengan hadits Abu Bakar رضي الله عنه ?

⭕Jawab:
��Isbal sarung (ataupun yang lainnya-pent) jika dimaksudkan dengannya karena sombong maka hukumannya Allah tidak melihatnya di hari kiamat, tidak mengajaknya bicara, tidak mensucikannya, baginya adzab yang pedih.

��Adapun jika tidak dimaksudkan dengannya karena sombong, maka hukumannya adalah akan diadzab apa yang dibawah mata kaki dengan neraka, dikarenakan Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Ada tiga golongan yang Allah tidak mengajak bicara mereka pada hari kiamat, tidak pula melihat mereka, serta tidak mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih (mereka itu adalah): musbil (orang yang melakukan isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu"[1].

��Dan beliau صلى الله عليه وسلم juga bersabda:
"Siapa yang menyeret kainnya karena sombong, Allah tidak melihatnya pada hari kiamat"[2].

��Maka ini untuk yang menyeret kainnya karena sombong.

♻Adapun yang tidak memaksudkannya karena sombong maka dalam shahih bukhori dari sahabat Abu Hurairoh رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Apa yang berada dibawah mata kaki dari sarung maka tempatnya di neraka."[3].

��Dan itu tidak dikaitkan dengan kesombongan, maka tidak benar mengaitkannya dengan sombong berdasarkan hadits yang sebelumnya, dikarenakan sahabat Abu Sa'id Al-Khudry رضي الله عنه berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Sarung mu'min sampai setengah betis dan tidak mengapa atau dikatakan tidak ada dosa yang terletak antara setengah betis sampai mata kaki, dan apa yang dibawah itu maka tempatnya di neraka. Dan barangsiapa yang menyeret kain sarungnya karena sombong, Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."

��Diriwayatkan oleh Malik, Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban dalam shahihnya[1], رحمهم الله mereka menyebutkannya dalam kitab "At-Targhib wat Tarhib", didalam At-Targhib (bab/pembahasan masalah) gamis (3/88).

��Dikarenakan dua amalan yang berbeda, dan hukumannya juga berbeda, maka ketika berbeda dalam hal hukum, menyebabkan tercegah membawa yang mutlaq kepada muqayyad, maka ketika melazimkan hal yang demikian itu, itu merupakan kontradiksi.

��Adapun orang berdalil dengan hadits Abu Bakar رضي الله عنه maka kita katakan: Tidak bisa engkau menjadikannya sebagai hujjah dari dua sisi:

1⃣Sisi pertama:
Bahwasanya Abu Bakar berkata: "Sesungguhnya salah satu sisi dari pakaianku selalu turun (melorot-pent), kecuali/akan tetapi aku (selalu) menjaganya agar tidak turun..."[2], dan beliau رضي الله عنه tidak menurunkan bajunya karena keinginan/pilihan beliau, akan tetapi yang demikian itu karena memang turun (dengan sendirinya/tidak disengaja), bersamaan dengan itu beliau selalu berusaha menjaganya (agar tidak turun).

��Akan tetapi orang-orang yang berbuat isbal dan yang mereka beranggapan bahwasanya mereka tidak memaksudkannya karena sombong, mereka memang sengaja menurunkannya, maka kita katakan kepada mereka: sesungguhnya maksudmu/kesengajaanmu menurunkan pakaianmu sampai kebawah mata kaki yang tidak engkau maksudkan karena sombong, hal yang demikian itu saja, maka itu membuatmu akan diadzab atas perbuatanmu dalam hal menurunkan itu saja, yaitu dengan neraka.
��Dan (terlebih lagi) apabila engkau menyeret pakaianmu karena sombong maka engkau akan diadzab dengan yang lebih besar lagi daripada itu, yaitu Allah tidak akan mengajak bicara kepada kalian pada hari kiamat, tidak melihat kalian, dan tidak pula mensucikan kalian, serta bagi kalian adzab yang pedih.

2⃣Sisi kedua:
Bahwasanya Abu Bakar رضي الله عنه di tazkiyyah dan dipersaksikan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم bahwasanya beliau bukanlah termasuk orang yang melakukan hal tersebut karena sombong. 
��Maka apakah salah satu dari mereka (musbilun) mendapatkan tazkiyyah dan persaksian (seperti yang didapatkan oleh Abu Bakar رضي الله عنه ) tersebut?!

☝Akan tetapi syaithon membuka (jalan) kepada sebagian manusia untuk mengikuti hal yang mutasyabih/samar-samar dari nash-nash kitab dan sunnah untuk membenarkan apa yang mereka perbuat. Dan Allah memberikan hidayah ke jalan yang lurus kepada siapa yang Dia kehendaki. 

❤Kita meminta kepada Allah hidayah dan afiyah untuk kita dan mereka.

Diterbitkan pada 29/6/1399 H.

[1] Dikeluarkan oleh Muslim: kitab Iman, bab penjelasan sangat kerasnya pengharaman isbal izar (sarung), no. 106.
[2] Dikeluarkan oleh Bukhori: kitab pakaian, bab barangsiapa yang menyeret pakaiannya karena sombong, no. 3665; Dan Muslim: kitab pakaian, bab pengharaman menyeret pakaian karena sombong, no. 2085.
[3] Dikeluarkan oleh Bukhori: kitab pakaian, bab apa yang dibawah mata kaki maka tempatnya di neraka, no. 5787.

[1] Imam Ahmad mengeluarkannya 3/5; dan Abu Dawud: kitab pakaian, bab ukuran/batas letak sarung, no. 4093; dan Ibnu Majah: kitab pakaian, bab letak/batasan sarung dimana dia, no. 3573; dan An-Nasa'i dalam "Al-Kubro", no. 9634; dan Malik (2/217).
[2] Telah berlalu takhrijnya pada halaman 360.

Sumber:
��"Fatawa  Arkanil Islam"
��Asy Syaikh Al-Alamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله

��Alih bahasa: Abdullah Waqii' Al-Jawy
����Saudi Arabia

��http://www.thalabilmusyari.web.id/2014/12/hukum-isbal-karena-sombong-dan.html

��TIS

0 comments:

Post a Comment