Tuesday, June 30, 2015

Meninggalkan sesuatu karena Alloh

������������������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
BAB : Barang Siapa Meninggalkan Sesuatu Yang Haram Yang Dia Sukai Ikhlas Karena ALLOH maka ALLOH Akan Mengganti Dengan Yang Halal Dan Lebih Baik.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

�� Judul Bab ini dan Kaedahnya adalah Barang Siapa Meninggalkan Sesuatu Karena ALLOH maka ALLOH akan Mengganti dengan yang Halal dan Lebih Baik.

�� Sebagaimana Nabi Yusuf  'alaihissalam ;
�� Beliau jujur meninggalkan rayuan istri Al Aziz karena ALLOH dan memilih di penjara daripada berbuat keji dengan wanita tersebut.Maka ALLOH memberi ganti dengan mengokohkan kedudukannya dimuka bumi dan untuk  tinggal di manapun yang dia kehendaki.
��Dan setelah berpisah dengan suaminya sang wanitapun mendatangi dengan penuh kerendahan dan meminta dengan sangat kepada Nabi Yusuf agar dirinya menjadi wanita yang halal untuknya.Maka Nabi Yusuf pun menikahinya.Ketika Nabi Yusuf masuk kepada wanita tersebut setelah menikahinya maka beliau berkata pada wanita itu :
" Ini lebih baik daripada apa yang dulu pernah kamu  kehendaki. "
��Maka perhatikanlah olehmu !
Bagaimana ALLOH memberi ganti bagi Nabi Yusuf sempitnya penjara dengan luasnya tempat tinggal di muka bumi.
ALLOH memberi kedudukan yang kokoh di muka bumi yang beliau bisa menempatinya di manapun beliau kehendaki.Dan ALLOH merendahkan kedudukan Al Aziz dan istrinya di hadapan beliau.
��Dan Istri Al Aziz bersama para wanita yang menjadi rekan-rekannya akhirnyapun mengakui kesucian Nabi Yusuf dan bersihnya beliau dari kesalahan yang di tuduhkan kepadanya,sehingga menyebabkan beliau di penjara tanpa ada kesalahan yang di lakukannya.
��Dan ini adalah ketentuan ALLOH bagi hamba-hambanya dari semenjak dahulu hingga sekarang dan seterusnya sampai nanti hari Qiyamat...

�� Begitu juga Nabi Sulaiman bin Dawud 'alaihimas salam ;
��Ketika menyembelih kudanya yang sangat indah dan kuat serta cepat lari dan telah membuat dirinya  terpesona memandanginya sehingga terlambat  dari sholat 'Ashr sampai matahari terbenam,maka akhirnya beliau menyembelihnya agar tidak lagi melalaikan dirinya dari ibadah kepada ALLOH
��Maka kemudian ALLOH pun memberi ganti dengan menundukan angin untuk menjadi kendaraan pengganti kudanya.Dan angin tersebut jauh lebih baik dan lebih cepat  mengantarkan beliau ke tempat-tempat tujuan yang beliau kehendaki di bandingkan kudanya...

...Wallohu a'lam...

⌛ Bersambung insya ALLOH....

�� Di sarikan dari kitab :
" TAMAN ORANG-ORANG
   YANG JATUH CINTA
   DAN MEMENDAM RINDU "
    ( Karya Ibnul Qoyim
      Rohimahulloh )

�� Ustadz Abu 'Ukasyah
       Usamah Al Banjary
       Hafidhohulloh

������������������
�� forum salafy banjarnegara
�� 13 Romadhon 1436 H

Sunday, June 28, 2015

Membaca alquran diniatkan utk apa?

PERTANYAAN PENTING
�� Bagaimana niatmu ketika engkau sedang membaca Al-
Quran?
Rosulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Setiap
amalan pasti ada niatnya, dan setiap orang diganjar
sesuai dengan niatnya" HR. Bukhori dan Muslim
Mengagungkan urusan niat adalah perniagaan hati para
sahabat, orang-orang arif, dan para ulama robbaniyyin.
Sesungguhnya mereka melakukan satu amalan namun
niat mereka banyak. Sehingga mereka memperoleh
ganjaran yang sangat besar pada setiap niatnya.
Ibnu Katsir mengatakan : "Niat itu lebih tandas dari
sekedar amalan".
Berikut ini sebagian niat yang sepantasnya kita
berniat dengannya ketika membaca Al-Quran :
1⃣ Kita memohon kepada Allah agar al-Quran tersebut
memberikan syafaat kepada kita. Berdasarkan sabda
Rosulullah shallahu'alaihi wa sallam : "Bacalah al-
Quran, karena ia akan memberikan syafaat untuk kalian
di hari kiamat."
2⃣ Untuk menambah amalan kebaikan.
Berdasarkan sabda Rosulullah shallahu'alaihi wa sallam
: "Barangsiapa membaca satu huruf dari al-Quran, maka
baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan
dilipatgandakan hingga sepuluh kebaikan..."
3⃣ Berharap agar kita diselamatkan dari api neraka.
Rosulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda :
"Seandainya al-Quran itu dikumpulkan dalam suatu
kulit, Allah tidak akan membakar al-Quran tersebut
dengan api neraka." *) Disohihkan oleh Syaikh Al-Albani.
4⃣ Kita berharap dengan bacaan al-Quran tersebut
untuk membangun kalbu.
Rosulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda :
"Seseorang yang di dadanya tidak ada sedikit pun dari
bacaan al-Quran, seperti rumah yang runtuh". HR.
Tirmidzi
5⃣ Kita meniatkannya untuk beramal dengan setiap
ayat yang kita baca, agar kita memperoleh derajat yang
tinggi di jannah.
Rosulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda :
"Dikatakan kepada pembaca al-Quran, bacalah dan
naiklah. Dan tartilkanlah sebagaimana kamu
memtartilkannya di dunia, karena tempatmu sesuai pada
akhir ayat yang kamu baca." HR. Abu Daud dan
Tirmidzi
6⃣ Kita meniatkan untuk disembuhkan dari penyakit-
penyakit kalbu dan jasad kita dan juga sebagai
penyebab turunnya rahmat kepada kita.
Allah berfirman : "Dan kami menurunkan dari (ayat-
ayat) al-Quran yang itu merupakan obat dan rahmat."
QS. Al-Isro' ayat : 82
7⃣ Kita meniatkan agar kalbu kita tenang.
Sebagaimana firman Allah : "Tidakkah dengan berdzikir
kepada Allah itu hati-hati akan tenang." QS. Ar-Ro'd :
28
8⃣ Kita berharap agar al-Quran itu sebagai sebab
hidupnya kalbu kita, cahaya di pandangan-pandangan
kita, hilangnya kesedihan kita, dan lenyapnya
kegundahan kita. Al-Quran menjadikan sejuk orang
mukmin, sebagaimana air hujan menjadikan semi bumi.
9⃣ Kita meniatkan agar al-Quran itu sebagai sebab
turunnya hidayah.
Allah berfirman : "Itulah al-Kitab (al-Quran) ang tidak
ada keraguan di dalamnya sebagai petunjuk (hidayah)
bagi orang-orang yang beriman." QS. Al-Baqarah : 2.
Dalam hadits qudsi Allah berfirman "Wahai hamba-
hambaku, sesungguhnya kalian semua dalam keadaan
sesat, maka mintalah hidayah kepadaku niscaya Aku
akan memberi hidayah kepada kalian." HR. Muslim
�� Kita membacanya dengan niat agar kita mati
diatasnya. Sebagaimana Allah telah memberikan
syahadah (kematian syahid) kepada Utsman bin 'Affan
ketika ia sedang membaca al-Quran.
Ibnu katsir mengatakan : "Barangsiapa yang hidup di
atas sesuatu, ia akan mati di atasnya. Dan barangsiapa
mati di atas sesuatu, ia akan dibangkitkan di atasnya
pula."
Beliau bersandar dengan firman Allah : "Apakah orang-
orang yang berbuat kejelekan mengira kalau kami akan
menjadikan mereka seperti orang-orang yang melakukan
kebajikan. Amat buruk apa yang mereka putuskan." QS.
Al-Jatsiyah : 21
1⃣1⃣ Kita mebacanya degan harapan didekatkan
dengan Rabb kita, dengan sebab cinta kalam-Nya yang
agung.
Sebagaimana dalam sebuah hadits : "Sesungguhnya
kamu bersama orang yang kamu cintai." HR. Muslim
1⃣2⃣ Kita berharap dengan membacanya sebagai
sebab yang besar agar iman kita bertambah.
Allah befirman : "Dan apabila ada suatu surat yang
diturunkan, maka ada di antara mereka yang
mengatakan, siapa diantara kalian yang imannya
bertambah. Adapun orang-orang yang beriman, maka
iman mereka akan bertambah dalam keadaan mereka
senang."
1⃣3⃣ Diantara niat kita ketika membacanya adalah
kita berharap agar bertambah ilmu dan pengetahuan
kita tentang Rabb kita. Agar kita semakin bertambah
penghinaan dan perendahan kita kepada Allah. Sehingga
kita beristi'anah kepada Allah dalam setiap saat.
1⃣4⃣ Diantara niat membaca al-Quran adalah kita
mengharapkan keutamaan yang besar, yaitu agar bisa
menjadi sebab Allah memilih kita termasuk ahli-Nya dan
hamba-hamba khusus-Nya.
Berdasarkan sabda Rosulullah shallahu'alaihi wa sallam
: "Sesungguhnya Allah memiliki ahlu dari kalangan
manusia" Para sahabat bertanya "Siapa mereka wahai
Rasulullah?". Rasullah bersabada" Mereka adalah ahli Al
Quran, mereka adalah ahli-Nya Allah dan hamba-hamba
khusus-Nya." **) Disohihkan oleh Syaikh al-Albani.
1⃣5⃣ Dan diantara niat yang terbesar dan yang
paling penting yang harus ada di depan adalah kita
meniatkan beribadah kepada Allah dengan
membacanya.
Sebagaiman firman Allah : "Dan bacalah al-Quran
dengan tartil". QS. Al-Muzammil : 4
Berdasarkan semua yang lalu ini, sudahkah engkau
bertanya pada dirimu :
"Apa niatmu ketika engkau membaca al-Quran?"
Diterjemahkan dari tulisan Syaikh Fawwaz bin Ali al-
Madkholi yang dinukil dari :
www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=144989
------------------------
*) dalam riwayat lain "Seandainya al-Quran diletakkan
dalam suatu kulit, kemudian dilemparkan ke dalam api
neraka, niscaya tidak akan terbakar." Dihasankan oleh
al-Albani.
**) Ahlunya Allah adalah para wali-Nya. Sebagaimana
dijelaskan oleh as-Sundi dalam hasyiyah Ibnu Majah.
Diterjemahkan oleh :
✏ WA Syabab Salafy Dlingo

Thursday, June 25, 2015

4 hal pesan imam syafii

����Imam As-Syafi’i rahimahullah menyatakan ����:

1⃣4 hal yang bisa memperkuat tubuh : Makan Daging, mencium wewangian, sering mandi meski tidak bersetubuh dan mengenakan pakaian katun.

2⃣4 hal yang bisa melemahkan tubuh : Terlalu sering bersetubuh, terlalu sering murung, terlalu banyak minum air dan terlalu banyak makan asam.

3⃣4 hal yang bisa memperkuat penglihatan : Duduk menghadap Ka’bah, memakai celak sebelum tidur, melihat yang hijau-hijau, dan membersihkan majlis/ruangan.

4⃣4 hal yang bisa melamahkan penglihatan : Melihat yang kotor-kotor, melihat salib, melihat kemaluan wanita dan duduk membelakangi Ka’bah.

5⃣4 hal yang bisa memperkuat hubungan seks : Memakan anak burung, jamur truffle (besar), kacang tanah dan uir-uir belalang (nama sejenis kacang).

6⃣4 hal yang bisa memacu kemampuan otak: Meninggalkan ucapan yang tidak berguna, bersiwak, duduk bersama orang shalih dan berkumpul dengan para ‘ulama.

Sumber : Ath-Thibbun Nabawy Karya Ibnul Qayyim AlJauziyah, hal.320 Penerbit Daar Ats Tsaqofah Al-Islamiyah, Beirut.

�� WA BFIS

Wednesday, June 24, 2015

Yang sering ditanyakan pd bulan puasa ramadhan

▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧

��MASALAH YANG SERING DITANYAKAN SEPUTAR SHAUM RAMADHAN

▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧▦▧

✏ Berikut ini adalah Rangkuman dari Pertanyaan-pertanyaan yang berulang kepada Masyaikh di setiap Ramadhan tentang Pembatal-pembatal puasa:

                                       ✹✹✹

--------------------------
1. Obat tetes mata
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

2. Obat Suppositoria (lewat anus)
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

3. Obat tetes telinga
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

4. Obat Spray (Obat semprot untuk asma/sesak nafas).
➥ Bukan pembatal puasa
(Al-Lajnah Ad-Da'imah, Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

5. Spray Oksigen
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Sa'ad al-Khutslaan).

--------------------------
6. Injeksi/Suntikan Penisilin
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

7. Suntikan Insulin untuk pasien Diabetes/DM
➥Bukan pembatal puasa
(Fatwa Al-Lajnah Ad-Da'imah).

8. Suntikan Anestesi/Bius lokal (pada gusi untuk cabut gigi, tambal gigi dan pembersihan/pemutihan gigi.
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz)

9. Mengenakan minyak wangi dan menghirupnya
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

--------------------------
10. Kosmetik
➥Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

11. Pengambilan darah untuk Cek laboratorium
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

12. Berenang dan Menyelam
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

13. Mimpi Basah (keluar sperma tatkala tidur tanpa kesengajaan)
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin)

14. Memakai Siwak asli (tanpa perasa)
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

--------------------------
15. Menelan riak dan dahak
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

16. Obat tetes hidung
➥ Bukan pembatal puasa {~jika tidak sampai lambung~}
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

17. Pelembab bibir
➥ Bukan pembatal puasa {~dengan syarat tidak menelannya~}
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

18. Mimisan dan pencabutan gigi geraham disertai keluarnya darah
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

19. Obat kumur
➥ Bukan pembatal puass, {~dengan syarat tidak menelannya~}.
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

20. Pasta gigi (odol)
➥ Bukan pembatal puass {~dijaga tidak sampai turun lambung~}
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

21. Mencicipi makanan (tanpa menelannya).
➥ Bukan pembatal {dengan catatan yaitu ketika diperlukan saja}.
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

22. Muntah tanpa disengaja
➥ bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

23. Suntikan (Injeksi) I.M (otot), I.V (pembuluh darah) dan S.C (bawah kulit).
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

24. Sekedar mendengus/menghirup dupa (wewangian/Aromatherapi).
➥ Bukan pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊

25. Infus
��sebagai pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

26. Muntah dengan sengaja
��sebagai pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

27. Onani
��sebagai pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu Baz dan Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

28. Plester nikotin
��sebagai pembatal puasa
(Fatwa Al-Lajnah Ad-Da'imah).

29. Menghirup dupa (wewangian/aromatherapi) dengan sengaja dan dalam keadaan mengetahui.
��sebagai pembatal puasa
(Fatwa Syeikh Ibnu 'Utsaimin).

---------------------
�� Faedah dari:

طـــلاب التخصص الــقدمــــاء

✏Diterjemahkan oleh:
Abu Ahmad Ar-Ramadhany

---------------------
〽WA Tim Medis Salafy

Nasehat Syeikh asy Syinqithi kpd anaknya

����������������������

����Nasehat Indah Ulama Robbany

وصية ﺍﻟﺸﻨﻘﻴﻄﻲ لابنه :
✏✒Wejangan Syekh Asy-syinqithi kepada anaknya

  "عن السعادة"
��RAHASIA KEBAHAGIAAN��

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ﻳﺎﻭﻟﺪﻱ... ﺭﺍﺟﻊ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ؛ ﻻﺗﻨﺴﻪ... ﺃﻣﺎﻣﻚ ﺣﻔﻞ ﺗﻜﺮﻳﻢ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ، ﻟﻴﺲ ﻛﺎﺣﺘﻔﺎﻻﺕ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ
ﺇﻳﺎﻙ ﺃﻥ ﺗﺨﻄﺊ ﻭﻗﺪ ﻗﻴﻞ ﻟﻚ: ‏(ﺍﻗﺮﺃ ﻭﺍﺭﺗﻖ ﻭﺭﺗﻞ)

��Wahai ananda,  ulangi terus membaca Al Qur'an,  jangan sampai melupakannya, kelak hari kiamat akan ada acara penghargaan yg tidak sama dengan acara festifal-festifal di dunia,  oleh karena itu waspadalah jangan sampai kamu menyesal,  padahal sudah disampaikan kepadamu "bacalah,  naiklah dan tartilkanlah.. "

جالس العلماء بعقلك
��Duduklah bersama ulama dengan akalmu

وجالس الامراء بعلمك
��Duduklah bersama pemimpin dengan ilmumu

وجالس الاصدقاء بأدبك
��Duduklah bersama teman dengan kesantunan adabmu

وجالس أهل بيتك بعطفك
��Duduklah bersama keluarga dengan kelembutanmu

وجالس السفهاء بحلمك
��Duduklah bersama orang bodoh dengan kemurahan hatimu

وكن جليس ربك بذكرك
��Jadilah teman Robb-mu dengan mengingat-NYA

وكن جليس نفسك بنصحك
��Dan jadilah teman bagi dirimu sendiri dengan nasihatmu

لا تَحزنْ على طيبتك؛ فَإن لَم يُوجَد في الارض مَن يقدرها؛ ففي السَماء مَن يباركهَا...

��Tidak usah bersedih jika di dunia tidak ada yang menghargai kebaikanmu,  karena di langit ada Zat yang mengapresiasi dengan berkahnya ...

حياتنا كالورود فيها من الجمال ما يسعدنا وفيها من الشوك ما يؤلمنا.

��Kehidupan kita ibarat mawar,  disamping memiliki keindahan yang bikin kita bahagia,  juga memiliki duri yang bikin kita tersakiti

ما كان لك سيأتيك رغم ضعفك.!!

��Apa yang ditetapkan bagimu niscaya akan mendatangimu,  meskipun kamu tdk ada daya

وما ليس لك لن تناله بقوتك.!!

��Sebaliknya apa yg bukan milikmu, kamu tidak akan mampu meraihnya dengan kekuatanmu

لا أحد يمتاز بصفة الكمال سوى اللہ. لذا كف عن نبش عيوب الآخرين.

��Tidak seorangpun yg memiliki sifat sempurna selain Allah,  oleh karna itu berhentilah dari mencari-cari aib orang lain

الوعي في العقول وليس في الأعمار، فالأعمار مجرد عداد لأيامك، أما العقول فهي حصاد فهمك وقناعاتك في حياتك..

��Kesadaran itu pada akal,  bukan pada usia,  umur hanyalah bilangan harimu,  sedangkan akal adalah hasil pemahaman dan kerelaanmu terhadap kehidupanmu

كن لطيفاً بتحدثك مع الآخرين، فالكل يعاني من وجع الحياة وأنت ﻻتعلم.

��Berlemah lembutlah ketika bicara dengan orang lain, karena setiap orang merasakan derita hidupnya masing2, sedangkan kamu tidak mengetahuinya

كل شيء ينقص إذا قسمته على اثنين إلا
                "السعادة"
فإنها تزيد إذا تقاسمتها مع الآخرين.

��Semua hal akan berkurang jika dibagi bagi,  kecuali KEBAHAGIAAN,  justru akan bertambah jika kamu bagi kepada yg lain

WA Syabab Salafy Dlingo
Via WA Al-Manshuroh

------------

Tuesday, June 23, 2015

Tarawih 4 rokaat sekali salam

✋������HUKUM SHALAT TARAWIH 4 RAKAAT SEKALI SALAM

✔Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

�� Pertanyaan: Ini pertanyaan dari situs Miratsul Anbiya:

��Bolehkah shalat tarawih empat rakaat dengan sekali salam?

��Jawaban: Tidak, itu tidak benar/sah, meskipun hal itu terjadi dua malam yang lalu di Masjid Nabawi dan dilakukan sesekali.

✔Yang benar, shalat (tarawih) empat rakaat dengan sekali salam hukumnya batil (tidak sah).

�� Sebab, Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu anha mengatakan, “Nabi shallallahu alaihi wasallam tidaklah menambah shalat (malam) pada bulan Ramadhan atau selainnya lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagusnya dan lamanya. Kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagusnya dan lamanya. Setelah itu, beliau shalat 3 rakaat.”

��Ucapan Aisyah, “Beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagusnya dan lamanya. Kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagusnya dan lamanya…,” yang dimaksud dengan 4 rakaat di sini ialah dilakukan 2 rakaat, 2 rakaat.

☝Jika ada yang bertanya, “Dari mana engkau datangkan (pemaknaan) ini?”

�� Kita jawab kepadanya,

“Dari hadits Aisyah sendiri. Hadits yang (disebutkan di atas) ini adalah yang muttafaqun alaih (diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, -pent.). Adapun hadits Aisyah yang diriwayatkan oleh Muslim menyebutkan, ‘… 4 rakaat, beliau salam setiap 2 rakaat.’

✋ Maka dari itu, yang mutlak (yang diriwayatkan secara muttafaqun alaih, -pent.) wajib dibawa kepada yang muqayyad (yang diriwayatkan oleh Muslim saja). (Lafadz) yang umum wajib dibawa kepada (lafadz) yang khusus.

�� Pada riwayat Muslim yang menyebutkan 4 rakaat, Aisyah mengatakan, “…jangan engkau tanya tentang bagusnya dan lamanya, beliau salam setiap 2 rakaat.”

▪Apabila Nabi shallallahu alaih wasallam salam setiap 2 rakaat, ini adalah tafsir bagi hadits yang (menyebutkan lafadz) mutlak. Oleh karena itu, diharuskan untuk memberi salam setiap 2 rakaat.

�� Jika demikian, pemahaman ini selaras dengan hadits, “Shalat malam itu 2 rakaat, 2 rakaat.”

��Maka, 4 rakaat tersebut dilakukan dengan cara ini, yaitu salam setiap 2 rakaat. Kebiasaan salam setiap 2 rakaat ini adalah sabda beliau shallallahu alaihi wasallam, “Shalat malam dan siang hari 2 rakaat 2 rakaat.”

��Jadi, harus ada salam setiap 2 rakaat. Apabila seseorang bangkit (setelah 2 rakaat, tidak salam), dia wajib untuk duduk kembali. Hal ini sebagaimana ketika dalam shalat subuh, seseorang bangkit ke rakaat ke-3 maka dia wajib untuk duduk kembali, bertasyahud, kemudian sujud sahwi, baru melakukan salam.

�� Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (yang menyebutkan) 4 rakaat dengan sekali salam, ini adalah hadits yang syadz, menyelisihi hadits-hadits yang sahih.

��Karena masalah ini memang demikian, semoga Allah merahmati al-Imam Ahmad ketika mengatakan, “Barang siapa bangkit ke rakaat ke-3 pada shalat malam, dia seperti bangkit ke rakaat ke-3 pada shalat subuh.”

✔Apa makna ucapan beliau ini? Shalatnya batal, apabila dia lakukan dengan sengaja. Apabila dia melakukannya karena lupa, dia diingatkan lalu melakukan sujud sahwi. Dia bertasyahud lalu melakukan sujud sahwi. Meskipun sudah berdiri, dia wajib duduk kembali. Walaupun sudah mulai membaca al-Fatihah, dia wajib duduk kembali, kemudian bertasyahud dan salam.

☝Inilah pendapat yang benar dalam masalah ini.

�� http://ar.miraath.net/fatwah/4063

✒ Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

���� WSI ~ http://forumsalafy.net/?p=11753

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
������������������������

Makna puasa untuk Alloh

�������� MAKNA “PUASA ITU UNTUK ALLAH”

✒ Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i رحمه الله

�� Pertanyaan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda meriwayatkan dari Rabbnya, “Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya, puasa itu untuk-Ku dan Aku yang membalasinya.”

✔Padahal telah diketahui bahwa seluruh ibadah adalah untuk Allah dan diberi pahala atasnya. Akan tetapi, mengapa Allah mengkhususkan puasa hanya untuknya?

�� Jawaban: Kekhususan pada ibadah puasa ialah bahwa puasa itu hanya antara hamba dan Rabbnya. Bisa saja seseorang menampakkan diri bahwa dia berpuasa, tetapi ketika pulang ke rumahnya atau ke tempat yang sepi, dia makan.

��Dalam hadits tersebut terkandung pula keistimewaan dan keutamaan amalan puasa. Demikian pula amalan lainnya, masing-masing memiliki keutamaan dan keistimewaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sebagaimana dalam hadits Abu Umamah yang bertanya kepada beliau, “Tunjukkan kepadaku sebuah amalan—wahai Rasulullah—yang bisa aku amalkan!”

��Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Hendaknya engkau berpuasa, karena tidak ada yang semisal dengannya.”

✋Maknanya bukanlah puasa lebih utama dari shalat, melainkan puasan memiliki keistimewaan ini dan bahwa puasa menunjukkan keikhlasan.

�� Sumber: http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=1708

�� Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

�� WSI || http://forumsalafy.net/?p=11721

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Friday, June 19, 2015

Baca Alquran di malam hari

�������� KEUTAMAAN MEMBACA AL QUR'AN DI MALAM HARI

✒ Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan hafizhahullah

�� Pertanyaan: Manakah yang lebih afdal, dia membaca Al Qur'an di malam hari ataukah dia tidur di malam hari dan dia membacanya di siang hari setelah setiap kali shalat?

�� Jawaban: Dia membaca semampu dia baik siang ataupun malam.

�� Bacaan Al Qur'an di malam hari lebih afdhal karena Jibril mengajarkan Al Qur'an kepada Nabi shallalahu 'alaihi wasallam di malam hari. Maka membacanya di malam hari lebih utama.

�� www.alfawzan.af.org.sa

✒ Alih bahasa : Syabab Forum Salafy

���� WSI ~ http://forumsalafy.net/?p=11689

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

فضل قراءة القرآن في الليل

السؤال: هل الأفضل قراءة القرآن في الليل أم ينام ويقرأ بالنهار بعد الصلوات؟

الجواب: يقرأ حسب ما يتيسر له من الليل أو بالنهار تلاوة الليل أفضل تلاوة الليل أفضل لأن جبريل عليه السلام كان يدارس النبي صلى الله عليه والسلام القرآن ليلا تلاوته بالليل أفضل.

��������������������

Cara sholat tarawih

Jumlah Rokaat Sholat Taraweh
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Al-Imam Al-Albani -rohimahullah- menjelaskan beberapa cara melaksanakan sholat malam dan witir.
Dalam kitab beliau "Sholat Taraweh".
1⃣ - Cara Pertama:
Sholat 13 Rokaat; di buka dengan 2 rokaat ringan.
- Tata Caranya:
1��2 rokaat ringan,
2��2 rokaat panjang,
3��2 rokaat lebih pendek dari sebelumnya,
4��2 rokaat lebih pendek dari sebelumnya,
5��2 rokaat lebih pendek dari sebelumnya,
6��2 rokaat lebih pendek dari sebelumnya,
7��1 rokaat witir.
Dalil Cara Pertama:
1- Hadits Zaid bin Kholid al-Juhany , dlm Shohih Muslim ((766)-195), dan selainnya.
2- Hadits Ibnu Abbas , dlm Shohih Muslim ((763)-182), dan selainnya.
3- Hadits Aisyah , dlm Shohih Muslim ((767)-197), dan selainnya.
2⃣ - Cara Kedua:
Sholat 13 Rokaat, dengan rincian,
�� 8 Rokaat (setiap 2 rokaat salam),
��5 rokaat witir dengan sekali salam (tanpa duduk tasyahhud).
Dalil Cara Kedua:
1- Hadits Aisyah , dlm Shohih Muslim ((737)-123); dan selainnya.
2- Hadits Aisyah , dlm Shohih Muslim ((738)-126); dan selainnya.
3⃣ - Cara Ketiga:
Sholat 11 rokaat , (Setiap 2 rokaat salam.
Ditutup dengan 1 rokaat sholat Witir).
��10 rokaat (setiap 2 rokaat salam),
��1 rokaat sholat witir.
Dalil Cara Ketiga:
1- Hadits Aisyah , dlm Shohih Muslim ((736)-122)
4⃣ - Cara Keempat:
Sholat 11 rokaat,
Dengan rincian:
��4 rokaat ( 1 salam),
��4 rokaat ( 1 salam),
��3 rokaat witir
Dalil Cara Keempat:
1- Hadit Aisyah , dlm Shohih al-Bukhori (1147) dan Shohih Muslim ((738)-125)
# Catatan (dari Syekh al-Albani) :
- Dhohir hadits tersebut menunjukkan tidak ada salam antara dua rokaat.
- Namun di sana ada hadits yang menafikan dhohir tadi, kata beliau.
(Spt hadits yang artinya: "Sholat malam itu dua-dua (rokaat)"... wallahu a'lam; -pent)
5⃣ - Cara Kelima:
Sholat 11 rokaat
Dengan rincian:
��9 rokaat; rinciannya;
- 8 rokaat tanpa duduk kecuali pada rokaat kedelapan (berdzikir, bersholawat, & berdoa) kemudian bangkit berdiri (tanpa salam), utk sholat witir.
- 1 rokaat sholat witir dan salam.
��Terakhir sholat lagi 2 rokaat dalam keadaan duduk, setelah salam dari sholat witir.
Dalil Cara Kelima:
1- Hadits Aisyah , dlm Shohih Muslim ((746)-139), dan selainnya.
6⃣ - Cara Keenam:
Sholat 9 rokaat
Dengan rincian:
��7 rokaat; rinciannya;
- 6 rokaat tanpa duduk kecuali pada rokaat keenam (bertastahhud & bersholawat) kemudian bangkit berdiri (tanpa salam), utk sholat witir.
- 1 rokaat sholat witir dan salam.
��Terakhir sholat lagi 2 rokaat dalam keadaan duduk, setelah salam dari sholat witir.
Dalil Cara Keenam:
1- Hadits Aisyah , dlm Shohih Muslim ((746)-139), dan selainnya.
(Dalam hadits yang sama dengan cara kelima).
Itu tadi cara-cara sholat malam dan witir Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, yang disebutkan dalam kitab-kitab hadits.
Penambahan cara masih bisa memungkinkan , dengan cara mengurangi jumlah rokaat, hingga satu rokaat.
Berdasarkan sabda Rasulullah -shollallahu 'alaihi wasallam- (artinya):
"- Barangsiapa berkehendak, sholat witirlah dengan lima rokaat,
- Barangsiapa berkehendak, sholat witirlah dengan tiga rokaat,
- Barangsiapa berkehendak, sholat witirlah dengan satu rokaat,..."
(HR. Abu Dawud (1422), ibnu Majah (1190), An-Nasa'i (1710), dari sahabat Abu Ayyub al-Anshori; -ed)
�� Selengkapnya lihat kitab "Sholatut-Taroweh" (hal.99 - 107) , karya: asy-Syekh al-Albani -rohimahullahu ta'ala-.
�� Ustadz Abu Ubaidah Iqbal
�� Sumber: WA ITS
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
�� WhatsApp Belajar Sunnah
������������������

Tuesday, June 16, 2015

Tarawih di rumah atau masjid

������

SHALAT TARAWIH 11 RAKAAT ATAU 23 RAKAAT?

Dijawab Oleh : Ustadz Abu Muawiyah Askari hafizhahullah

Pertanyaan :

Bismillah. Afwan nanya ustadz. Ana mewakili ikhwan yang sedang umrah. Mereka bertanya shalat tarawihnya sebaiknya ikut imam 23 rakaat atau ambil yang 11 rakaat saja. Kemudian apa hukumnya jika tarawih 11 rakaat berjamaah di masjid, namun sholat witirnya di rumah. Jazakallahu khaer.
 
Jawab:

Maasyaral ikhwah rahimakumullah, shalat tarawih yang merupakan nama yang khusus berkenaan tentang qiyamul lail yang dilakukan di malam hari di malam-malam ramadhan ini adalah merupakan shalat sunnah.

Shalat yang disunnahkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam. Sehingga yang namanya shalat sunnah, seseorang mengerjakan apakah di masjid atau dia mengerjakannya di rumahnya maka silahkan. Dia boleh mengerjakan yang ini yang itu, yang terpenting bagi dia adalah menyibukkan dirinya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Meskipun wallahu ta'ala a'lam nanti akan kita bahas pada saat kita memasuki pembahasan tentang shalat tarawih bahwa mengerjakan shalat tarawih di rumah itu lebih afdhal berdasarkan keumuman hadits nabi shalallahu alaihi wa salam:

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ فَإِنَّ أَفْضَلَ صَلَاةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوْبَةَ

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wahai manusia (kaum muslimin, pent), sholatlah kalian di rumah-rumah kalian, karena shalat seseorang yang paling afdhal (lebih utama) itu dikerjakan di rumahnya, kecuali shalat fardhu.”

(Hadits ini SHOHIH. Diriwayatkan oleh An-Nasaa-i III/198, dan ditakhrij oleh Al-Albani dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah nomor: 1508).

Ini permasalahan yang pertama.

Kemudian apabila seseorang ingin mengerjakan shalat di masjid, ini juga bagian dari sunnah Rasul Shalallahu alaihi wa salam (yang mempunyai keutamaa pula-pent), sempat dihidupkan di zaman rasulullah alaihi shalatu wa salam lalu kemudian nabi shalallahu alaihi wa salam menghentikan shalat tarawih karena beliau mengkhawatirkan jangan sampai dianggap menjadi sesuatu yang wajib, sehingga sempat terhenti lalu kemudian dihidupkan kembali di zaman Umar bin Khatab radiyallahu anhu lalu beliau mengatakan:

نِعْمَ الْبِدْعَة هَذِهِ

“Sebaik-baik bid’ah adalah ini (tarawih berjamaah).” (HR. Bukhari)

Yakni seakan-akan ini merupakan amalan yang baru saja dilakukan padahal ini telah diamalkan di zaman rasulullah shalallahu alaihi wa salam.

Berkenaan tentang jumlah rakaat pada shalat tarawih terjadi perselisihan pada masa-masa belakangan ini di kalangan para fuqaha. Meskipun dahulu tidak diketahui ada perselisihan di kalangan para ulama. Diperbolehkannya seorang menambah lebih dari 11 rakaat meskipun yang afdhal mengerjakan shalat seperti yang dikerjakan oleh nabi shalallahu alaihi wa salam. Kata Aisyah radiyallahu anha:

مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat (lail) baik di dalam bulan ramadhan maupun di luar ramadhan tidak pernah lebih dari 11 rakaat." (HR. Al-Bukhari no. 1147 dan Muslim no. 738)

Maka yang afdhal jika memungkinkan mengerjakan shalat 11 rakaat, tanpa terburu-buru, menjalankan tuma'ninahnya sebagaimana diamalkan oleh nabi alaihi shalatu wa salam. Namun untuk menetapkan bahwa lebih dari 11 rakaat adalah bid'ah ini adalah merupakah hal yang sulit, meskipun diucapkan oleh sebagian para ulama di masa sekarang ini.

Namun para fuqaha terdahulu, mereka tidak ada yang mengatakan bid'ah. Sebab nabi alaihi shalatu wa salam tidak pernah membatasi shalat lail. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Abdullah bin Umar tatkala ada seorang datang kepada nabi alaihi shalatu wa salam bertanya kepada beliau tentang shalat lail. Kata nabi shalallahu alaihi wa salam:

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ

“Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at, jika kamu takut masuk waktu shubuh maka witirlah satu raka’at.” (HR. Muslim no.749) 

Maka disini nabi alaihi shalatu wa salam mengatakan bahwa shalat lail itu dua rakaat-dua rakaat. Beliau tidak mengatakan jika sampai 11 rakaat maka berhenti kalian. Nabi shalallahu alaihi wa salam tidak membatasi sehingga apabila seorang mengerjakan lebih dari 11 rakaat, ia mengerjakan 20 rakaat atau 30 rakaat atau bahkan 40 rakaat silahkan untuk menghidupkan malam-malam ramadhan tidak mengapa insya Allahu Ta'ala. Dan para ulama membolehkan hal tersebut.

Lalu bagaimana misalnya jika seorang ingin menghadiri shalat jama'ah di masjid, shalat tarawih yang mengerjakan shalat 23 rakaat. Apakah mengambil 11 rakaatnya saja lalu meninggalkan yang lainnya? Wallahu Ta'ala a'lam apabila dia ingin mengerjakan 11 rakaat, dia mencari jamaah yang mengerjakan 11 rakaat. Kalau dia mendapatkan masjid yang disana mereka mengerjakan shalat 20 rakaat ataukah 23 rakaat, maka tidak mengapa bagi dia mengikutinya dari awal hingga akhir, dari awal hingga akhir.

Sebab dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Dzar Al Ghifari radiyallahu anhu, nabi shalallahu alaihi wa salam mengatakan:

مَنْ قَامَ مَعَ إِمَامِهِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ. (رواه أهل السنن)

“Siapa saja yang shalat tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah)

Ini keutamaan yang didapatkan bagi seorang yang mengikuti imam dari awal hingga akhir wallahu a'lam.

Apabila dia mengambil 11 rakaatnya saja ya sah saja, sah. Tidak mengapa, namun dia tidak mendapatkan keutamaan yang disebutkan oleh nabi shalallahu alaihi wa salam. Atau dia shalat di rumahnya, dia mengerjakan 11 rakaat. Adapun dia mengerjakan sebagian lalu kemudian witirnya dia mengerjakan di rumah dan tidak mengerjakannya bersama dengan imam, maka dia tidak mendapatkan keutamaan yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam. Wallohu a’lam,.

Sumber :
http://salafybpp.com/index.php/fiqh-islam/166-shalat-tarawih-11-rakaat-atau-23-rakaat

�� TIS

Dahsyatnya neraka

⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡

" PERINGATAN DARI KENGERIAN DAN KERASNYA SIKSA  JAHANAM "

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
 
�� Kedalaman  Neraka jahanam :

�� Dari Abu Huroiroh rodiyallohu'anhu beliau berkata :
"Kami pada suatu hari pernah bersama rosululloh sholallohu alaihi wa sallam,maka ketika itu kami mendengar suara sesuatu yang jatuh
�� Maka Nabi bersabda :
"Tahukah kalian suara apakah itu?"
Kami pun menjawab :
"ALLOH dan RosulNYA yang lebih tahu."
Beliaupun bersabda: "Itu adalah suara sebuah batu yang dilemparkan ke dalam neraka jahannam semenjak 70 tahun yang lalu dan baru sampai ke dasarnya sekarang."
( rowaahu Muslim)

��Panasnya Neraka Jahanam :

�� Dan di dalam Sohihain dari Abu Huroiroh rodiyallohu anhu berkata :
��Telah bersabda Rosululloh sholallohu alaihi wasallam :
"Api kalian yang ada di dunia ini yang anak turunan Adam menyalakanya,kadar panasnya hanyalah satu bagian dari 70 bagian kadar panasnya api yang ada di neraka jahanam."
Mereka para shohabat berkata :
"Demi ALLOH jika satu bagian dari api yang ada di dunia saja yang di pakai untuk menyiksa,maka itupun sudah mencukupi, wahai Rosululloh."
�� Rosululloh bersabda :
"Sesungguhnya kadar panas api yang ada di jahannam dilebihkan dengan 69 bagian dari kadar panas api yang ada di dunia,setiap masing-masing dari satu bagian yang di tambahkan pada api di jahanam maka kadar panasnya semisal dengan kadar panas api yang ada di dunia."

�� Besarnya Neraka Jahanam :

�� Dan di dalam riwayat Muslim,dari hadits Ibnu Mas'ud  rodhiyallohu'anhu
�� Dari Nabi Shollalohu'alaihi wa Sallam beliau bersabda :
"Didatangkan Neraka Jahannam pada hari itu yaitu hari Qiyamat dalam keadaan memiliki 70.000 rantai kendali untuk menyeretnya,setiap masing-masing dari satu rantai kendali dipegangi oleh 70.000 Malaikat yang akan menyeretnya."

�� Kerasnya Siksaan di Neraka Jahanam :

�� Dan dari Abud Darda' Rodhiyallohu anhu beliau berkata :
"Ditimpakan kepada penghuni Neraka Jahannam rasa lapar yang sangat.Maka berubahlah siksaan yang mereka rasakan di dalamnya,sehingga merekapun mulai meratap-ratap agar mereka di beri makanan,maka di berikan kepada mereka makanan dari pohon kering berduri yang tidak membuat gemuk tidak pula menghilangkan lapar.
��Kembali mereka merintih meminta makanan dikarenakan belum hilang rasa lapar yang menyiksa mereka sehingga di berikan kepada mereka makanan yang lainnya,tetapi makanan tersebut adalah makanan yang membuat kerongkongan tercekik dan tersumbat hingga mereka sangat butuh untuk minum agar bisa melonggarkan tenggorokan.
��Maka mereka meratap-ratap kembali meminta minum,sehingga di berikan kepada mereka minuman akan tetapi minuman tersebut adalah air yang sangat panas mendidih sehingga merekapun mengambilnya dengan pengait dari besi(gancu).
��Begitu air minum tersebut mereka dekatkan ke mulut untuk di minum maka panasnya air tersebut langsung menyambar dan membakar muka-muka mereka hingga melepuh.Dan ketika air mulai masuk ke perut maka air tersebut memotong-motong usus dan isi perut mereka.
��Maka mereka meminta kepada para penjaga jahanam :
"MINTAKAN PADA ROBBMU AGAR ROBBMU MERINGANKAN ADZAB UNTUK KAMI SATU HARI SAJA."
Para penjaga neraka menjawab :
"BUKANKAH TELAH DATANG PARA ROSUL YANG DIUTUS PADA KALIAN?"
MEREKA MENJAWAB : "TENTU SAJA."
PARA PENJAGA NERAKA BERKATA :
" BERDOALAH KALIAN DAN DOA ORANG ORANG KAFIR HANYALAH SIA-SIA" QS GHOFIR:49.

�� Selanjutnya para penghuni jahanam berkata pada teman-temannya :
"mintalah kalian pada malaikat Malik penjaga neraka"
Maka mereka berkata :
" WAHAI MALAIKAT MALIK,MINTAKAN  PADA ROBBMU AGAR ROBBMU MEMATIKAN KAMI SAJA."
Malaikat Malik  menjawab :
"SESUNGGUHNYA KALIAN AKAN TERUS MENERUS TINGGAL DI DALAMNYA" QS AZ ZUKHRUF: 77.
��Akhirnya penduduk neraka meratap meminta pada pada ALLOH :
"WAHAI ROBB KAMI KELUARKAN KAMI DARI DALAM NERAKA APABILA DI DUNIA KAMI KEMBALI KAFIR MAKA KAMI SUNGGUH TERMASUK ORANG-ORANG YANG DHOLIM."
MAKA ALLOH AZZA WA JALLA Berfirman kepada mereka :
"TINGGALAH KALIAN DENGAN HINA DAN JANGAN BERBICARA LAGI PADAKU." QS ALMU'MINUN: 107.
��Ketika itulah para penghuni jahannam menjadi berputus asa dari setiap kebaikan. Dan mereka mulai meratap dan menangis dengan tersedu-sedu dan meneriakan ucapan-ucapan celaka.

�� Dari ALHasan beliau berkata :
"Bahwasannya api neraka melahap mereka para penghuni neraka setiap hari 70 kali, kemudian mereka kembali lagi seperti semula."

�� Bahwasannya sifat-sifat jahanam sangat panjang lebar namun mana yang paling mudah dari yang disebutkan selayaknya mencukupi untuk membuat takut, jika engkau beriman dengan ini semua maka hendaknya hal itu menjadi peringatan bagi dirimu,takutlah terhadap siksa neraka yang sudah menanti di hadapanmu.
��ALLOH tidak akan mengumpulkan pada seorang hamba dua rasa takut sekaligus yaitu rasa takut ketika di dunia dengan rasa  takut ketika di akhirat.
��Namun yang kita maksudkan bukan takut seperti takutnya para wanita yang lemah,yang menangis sesaat,kemudian dia tidak mau beramal.
��Namun yang kita inginkan adalah rasa takut yang akan mencegah kita dari melakukan maksiat dan menyemangati kita untuk melaksanakan ketaatan pada ALLOH.
��Bukan yang dimaksud adalah rasa takut yang dimiliki orang orang yang pandir(bodoh),yang mencukupkan diri ketika mendengar tentang keadaan yang mengerikan kemudian dia mengatakan:
"kami memohon pertolongan pada ALLOH,kami berlindung padaNYA, Wahai robb kami berikanlah kami keselamatan".
Sementara itu mereka terus berbuat kekejian.
��Syaiton telah menjadikan mereka tersihir sehingga tidak sadar,sebagaimana keadaan seseorang yang melihat ada seekor singa sedang menuju kepada dirinya untuk membinasakannya,sementara di sisinya ada benteng yang bisa dia gunakan untuk berlindung.
Kemudian orang ini mengatakan aku berlindung kepada ALLOH dari binatang ini namun orang ini tidak mau berupaya menempuh usaha untuk menyelamatkan diri,Dia terus menerus berdiri di luar benteng dan tidak masuk ke dalamnya.Maka bukan takut model orang pandir seperti mereka yang kita inginkan.

Wallohu A'lam...

〰〰〰〰〰〰〰〰〰

SUMBER :
�� MUKHTASOR MINHAJUL QOSIDIN

�� diterjemahkan secara bebas oleh :

�� Al Ustadz Abu 'Ukasyah Usamah Al Banjary

������������������
�� forum salafy banjarnegara
�� 29 sya'ban 1436 H

Sunday, June 14, 2015

Hati yang mati

���� HATIMU MATI KARENA SEPULUH (10) HAL
-------------------------------------

�� Ibrahim bin Adham - rahimahullah - lewat di pasar Bashrah. Maka manusia berkumpul mendatanginya,  seraya bertanya kepadanya, "Wahai Abu Ishaq, kenapa kami berdoa namun doa kami tidak dikabulkan? "

⭕�� Ibrahim bin Adham menjawab : "Karena hati kalian telah MATI disebabkan oleh 10 hal."
�� Mereka bertanya,  "Apakah sepuluh hal itu? "

Beliau menjawab :
1⃣ "Kalian mengenal Allah,  namun KALIAN TIDAK MAU MENUNAIKAN HAK-NYA.
2⃣ Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kemudian kalian TINGGALKAN SUNNAHNYA.
3⃣ Kalian membaca al-Qur'an, namun kalian TIDAK MENGAMALKANNYA.
4⃣ Kalian memakan nikmat Allah, namun kalian TIDAK MENUNAIKAN SYUKUR ATASNYA.
5⃣ Kalian telah menyatakan bahwa Syaithan adalah musuh kalian, tapi KALIAN MENYETUJUI (perintah dan keinginan)nya.
6⃣ Kalian meyakini bahwa al-Jannah adalah haq (pasti adanya), namun kalian TIDAK BERAMAL untuk mempersiapkannya.
7⃣ Kalian meyakini bahwa neraka adalah haq (pasti adanya), namun kalian TIDAK MAU LARI DARINYA.
8⃣ Kalian meyakini bahwa kematian adalah haq (pasti adanya), namun kalian TIDAK MAU BERSIAP DIRI MENGHADAPINYA.
9⃣ Bangun tidur, kalian sibuk dengan aib orang lain dan lupa akan aib-aib kalian sendiri.
�� Kalian menguburkan jenazah, namun kalian TIDAK MENGAMBIL PELAJARAN DARINYA."

�� Jami' Bayan al-'Ilmi wa Fadhlihi 2/12

•••••••••••••••••
���� Majmu'ah Manhajul Anbiya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Wednesday, June 3, 2015

Kencing Berdiri

➖TANYA JAWAB➖➖➖
HUKUM KENCING BERDIRI

❓Tanya:
Apa hukum kencing berdiri?

⭕Jawab:
��Oleh Al Ustadz Abdul Haq Balikpapan hafizhahullah

☝Tentang kencing sambil berdiri, inu terjadi khilaf di kalangan para ulama tentang hukumnya. Aisyah radhiyallahu ta'ala 'anha, siapa Aisyah? Istri nabi, beliau mengatakan:

مَنْ حَدَّثَكُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَبُوْلُ قَائِمًا فَلاَ تُصَدِّقُوْهُ مَا كَانَ يَبُوْلُ إِلاَّ قَاعِدًا

Barangsiapa yang mengatakan bahwa rasulullah 'alaihi shallatu wasallam kencing dalam keadaan berdiri, maka sungguh dia telah berdusta. Artinya, yang beliau ketahui nabi apabila menunaikan hajahnya, kencing itu dalam kondisi apa? Duduk.

��Namun sahabat yang lain, seperti dinukilkan dalam (oleh, -red) Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ta'ala anhuma, beliau mengatakan:

أَتَى النَّبِىُّ ، (صلى الله عليه وسلم) ، سُبَاطَةَ قَوْمٍ ، فَبَالَ قَائِمًا

Aku melihat nabi pernah kencing dalam kondisi berdiri, di sisi tempat sampah sebuah kaum. Ini yang diketahui Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ta'ala anhuma.

��Sehingga kita perhatikan dua riwayat ini, seakan-akan bertentangan iya kan? Sehingga para ulama berselisih, berbeda pendapat tentang hukumnya. Apa hukum kencing berdiri. Aisyah menjelaskan apa yang beliau ketahui, Hudzaifah juga menceritakan apa yang beliau ketahui. Dan dua-duanya hadits, peristiwa, yang sama-sama dialami oleh nabi, disaksikan oleh para sahabat.

��Maka disini para ulama mengambil jalan tengah, bahwa asal hukumnya yang afdhal adalah seseorang kencing dalam kondisi duduk selama memungkinkan. Kenapa? Karena lebih menjaga dari percikan najisnya. Namun boleh apabila tidak dikhawatirkan akan percikan najisnya, untuk kencing dalam kondisi berdiri.

��Terlebih kondisinya tidak memungkinkan. Seperti settingan, yang sudah ada di sebagian tempat. Memang disetting untuk berdiri, yang duduk tidak ada. Meskipun kita menyatakan kalau ada yang duduk, tempatnya lebih tertutup, itu yang afdhal.

��Tapi kalau misalnya sudah disetting memang untuk berdiri, ada kan? Langsung berdiri, buka, langsung kencing. Tentunya tidak mengapa, namun tetap dijaga percikan-percikannya. Namun yang afdhal, seperti yang kita sebutkan dalam kondisi duduk. Kencing dalam kondisi duduk. Wallahu ta'ala a'lam.

����Download Audio disini
http://www.thalabilmusyari.web.id/2015/06/apa-hukum-kencing-berdiri.html

��TIS